Selasa, September 30, 2008

Reunian Sebelum Libur Lebaran...

“We write to taste life twice, in the moment and in retrospection.” (Anais Nin).
Ya! kalo diterjemahkan, mungkin kutipan dari Anais Nin (siapa tuh? saya juga ga kenal.. hehe..) tadi berkaitan dengan apa tujuan kita membuat sebuah tulisan, untuk merasakan kehidupan untuk yang kedua kalinya, dalam mengenang kembali sebuah momen. Haha.. bener ga tuh terjemahan..?!
Ya, ngomong-ngomong soal mengenang kembali suatu peristiwa, Jumat 26 September lalu, diadakanlah sebuah reuni akbar untuk alumni SMP Negeri 4 Bogor (selanjutnya disebut smp4) dari angkatan 2000 sampai angkatan 2008. acaranya sendiri digelar di sebuah gedung yang beralamat di Jalan Kartini No.16 Kota Bogor, yang tidak lain tidak bukan adalah gedung smp4 sendiri, hehehe.. Nah, saya yang merupakan salah satu alumni smp4 angkatan 2005, jelas, nggak mau donk melewatkan kesempatan untuk ketemu, ngumpul-ngumpul lagi sama temen-temen seperguruan di smp dulu.. hehehe.. dan alhamdulillah, saya dikasih kesempatan untuk ikut acara ini. Nah, berikut sedikit cerita dari rangkaian peristiwa yang saya lalui hari itu..

Sebelumnya...
Tanggal 26 September lalu merupakan hari terakhir kuliah di UI sebelum libur lebaran. Dan seperti telah mengetahui bahwa setelah kuliah hari terakhir itu banyak mahasiswa yang memiliki “agenda”, pak dosen matkul bhs.inggris yang mengajar di kelas saya pun menyudahi kelas yang harusnya berakhir jam 16.00 pada pukul 15.00. hehe.. asyik.. makin cepet nyampe bogor makin baik sepertinya..
Begitu kuliah selesai, saya langsung cabut menuju stasiun Pondok Cina. Sebenernya agak bingung juga, kenapa saya milih naik kereta dari stasiun pondok cina, padahal sebenarnya, gedung fakultas psikologi tu lebih dekat dengan stasiun UI. ternyata pilihan saya untuk naik dari stasiun pocin nggak salah, soalnya reuni sudah dimulai di sini, ya! di stasiun pocin ini saya ketemu seorang teman yang dulu sama-sama dari smp4 juga satu sd sama saya, namanya Bily, dan tak lama kemudian datang lagi temen saya yang lain, kali ini temen se-sd, namanya Raga. Mereka berdua kini kuliah di Univ.Gunadarma jurusan teknik informatika. Dalam pertemuan di peron ini dan sampai kami naik kereta hingga akhirnya tiba di bogor kami saling menanyakan kabar teman-teman kami yang lain, kami juga bercerta, mengingat-ingat kembali kejadian-kejadian konyol dan berkesan yang pernah kami lalui sejak sd hingga smp. Ternyata yang paling mereka inget dari saya adalah ketika saya ketahuan mencontek sewaktu pra-ujian akhir di sd dulu (Duh.. kok yang diingat tuh momen yang nggak bagus sih..!?)

Sampai di bogor dan akhirnya menuju tempat reuni berlangsung...
Kira-kira jam setengah lima sore, sampailah saya di stasiun bogor dengan diiringi hujan yang turun ya.. nggak deres-deres amat sih.. tapi cukuplah untuk membuat basah kuyup. Maka, dari stasiun bogor ini saya putuskan naik angkot 07 yang ke arah Terminal Merdeka. Ya, karena smp saya ni letaknya memang nggak jauh dari terminal merdeka.
Turun angkot, jalan kaki sedikit melewati pusat grosir bogor merdeka (pgb merdeka) dan sampailah saya di daerah jalan kartini. Di sini saya melihat banyak mobil parkir berjejeran. Wah, ternyata banyak yang dateng dengan membawa mobil pribadi rupanya. Wah, alumni smp saya banyak yang udah tajir rupanya.. hehehe..
Sampailah saya ke gerbang sekolah smp4 yang kini sudah memilki gapura berwarna hijau bertuliskan "SMP NEGERI 4 BOGOR, Sekolah Standar NAsional" (beuh..!). di gerbang, saya ketemu dengan ranika, temen sekelas waktu kelas 2 dan kelas 3, juga temen di salah satu ekskul yang pernah saya ikuti selama di smp 4 ini, PMR, hehe.. setelah saya dan Ranika saling bertegur sapa, saya yang suah lama (hampir 2 tahun kali ya..) tidak berkunjung ke sekolah ini langsung berpikir untuk mengeilingi sekolah ini untuk melihat beberapa sisi dari bangunan “bersejarah” ini. ya, beberapa sisi dari bangunan ini menyimpan beberapa kenagan indah yang nggak akan pernah bisa saya lupakan (uh.. so sweet..). pertama, saya berjalan ke arah teras dari deretan ruangan kelas 3 (kini disebutnya kelas 9) yan teletak persis di depan gerbang. Saya susuri jalanan di teras ini. saya berjalan ke arah barat, ke ruangan kelas 3a, ruangan kelas terkecil di antara ruangan kelas 3 yang lainnya. meskipun paling kecil, tapi jangan salah, ni ruangan pernah saya tempatin waktu saya kelas 3 dulu.. (haha.. emang lu tu siapa, hah!?..). saya menerawang ke ke dalam mantan kelas saya ini melalui sebuah jendela pada pintu masuk kelas ini. setelah saya lihat, secara umum, keadaan (mantan) kelas saya ini belum banyak berubah, masih seperti saat saya masih menghuni kelas itu. Papan tulis masih terletak di sisi timur kelas sehingga bangku-bangku dan meja-meja masih menghadap ke arah timur pula. Hanya, ada satu bagian bersejarah dari kelas ini yang hilang. Sebuah lemari buku. Lemari buku yang penuh dengan kenangan (bagi saya) karena di sini tempat saya menyimpan dan mendapat berbagai barang warisan (yang kebanyakan berupa buku-buku pelajaran. Lumayan lho, jadinya saya ga usah beli buku baru.. hehehe..) dari kakak kelas penghuni 3a sebelumnya (wuih..). di lemari ini pun, kami siswa kelas 3a pernah meninggalkan tanda dari eksistensi kami di kelas itu (vandalisme maksudnya.. hehe..). sayang, lemari itu kini telah tiada..
Penjelajahan saya teruskan, kali ini saya jalan terus menuju koridor yang mengitari kelas saya dan mengarah ke sebuah mesjid, mesjid yang menjadi tempat anak-anak smp 4 menunaikan perintah Sang Khalik, mesjid At-Thoyyibah. Dulu di samping mesjid ini pernah ada sebuah taman kecil berikut sebuah kolam ikan kecil yang membuat teras mesjid ini enak buat dijadikan tempat nongkrong.. (lha, kok nongkrong jadinya..?!). sayangnya, tuntutan pembangunan telah membuat kolam itu kini tiada. Berganti dengan sebuah tangga menuju ke lantai 2 gedung sekolah ini. yah, sungguhh disayangkan, kini hilanglah bagian yang membuat nongrong di teras masjid terasa mengasikkan..(lho?!). bagaimana dengan interior mesjid? Hmm.. saat maghrib tiba dan aku masuk ke dalam masjid ini, kupikir tidak ada yang berubah, masih seperti dulu saat aku masih berada di sini. Dinding masjid masih bercorak hijau garis-garis putih dengan warna ungu pada dinding bagian atas. Langit-langit masih berwarna putih, dan masih terdapat keramik bermotif gambar ka’bah di dekat tempat untuk imam.
Setelah itu aku menuju ke wc pria, uhh.. yang inipun masih seperti dulu, masih jorok..! hehe.. tidak jauh, bahkan sangat dekat dengan wc pria, berdirilah ruang kelas yang menjadi kelas tempatku belajar di saat kelas 1 dulu, kelas 1f. Sayangnya, lampu di kelas ini dipadamkan (atau memang telah padam untuk selamanya jadi harus ada penggantian lampu..?!). jadi, nggak bisa saya lihat apa saja yang sudah berubah dari ruang kelas ini. ya sudahlah..
Tak lama kemudian, acara dimulai. Semua alumni yang datang ke lapangan basket smp4 dan dipersilahkan untuk duduk di kursi-kursi yang telah disediakan panitia. Sampailah saya di lapangan. Di sini saya ngumpul sama temen-temen angkatan 2005 yang lain. Selain Ranika yang saya temui di gerbag saat datang tadi, ada pula rizkaat (ikal), dahlia, rafika, maul, darjo, iman, galuh, rizky, tantri, lani, upie, fanisa, denisa, adi, dan ada beberapa orang lagi yang (maaf) saya lupa namanya.. hehe.. sory bro! Di sini di forum yang kami buat sendiri ini, kami ngobrolin banyak hal terutama tentang momen-momen yang berkesan saat smp dulu. Kami pun saling bertukar informasi tentang di mana kami dan teman-teman kami yang lain meneruskan pendidikannya. Dan, begitu mereka tau saya nerusin ke fakultas psikologi UI, mereka langsung pada kagum gitu sama saya, hehehe.. (astajim, ga boleh takabur..) dan mereka langsung meminta saya untuk melayani konsultasi mereka secara gratis kalau nanti saya berhasil jadi psikolog nanti.. hahaha! Bagus! Ga salah ternyata saya milih nerusin ke fakultas psikologi, sepertinya jasa seorang psikolog makin banyak dibutuhkan di jaman yang makin edan ini.. hehe.. dan sambil menikmati hidangan yang disediakan, obrolan kami berlangsung makin seru sampai kami asik sendiri dan tidak peduli lagi dengan acara yang disiapkan panitia seperti hiburan berupa nyanyian dari beberapa alumni yang lain. Hehe.. haduh-haduh..
Oh ya, saat di lapangan ini saya sempat melihat ke sekeliling lapangan melihat-lihat dan mencoba mencari apa yang telah berubah. Dan, wah, saya terkejut ketika mendapati ruangan kelas 2c yang menjadi kelas saya saat saya di tahun kedua sekolah di smp4 ini telah rata dengan tanah.. wah, sepertinya akan ada renovasi besar-besaran buat jejeran ruang kelas 2. tapi ya, sedih juga nih, lagi-lagi tempat yang penuh kenagan buat saya lenyap karena tuntutan pembangunan.. hiks.. ya sudahlah.. asal perombakan itu untuk tujuan yang baik dan progresif, ikhlaskan saja.. (wuee.. sok biijak..^^).

Akhir acara...
Waktu terus berputar hingga akhirnya jam menunjukkan pukul 8 malam. Acara reuni akbar masih berlangsung, meski ga ada kesatuan acara, mc tetap berkoar-koar, sementara yang lain malah sibuk dengan urusan masing-masing, ada yang ngobrol cuma sama orang-orang angkatannya, ada yang foto-foto padahal sesi foto angkatan belum dimulai, dan parahnya, di bagian belakang banyak yang lagi ngebakar-bakar uang sambil ngerusak paru-paru mereka sendiri.. (ngerti kan maksudnya.. hehe...). saya dan beberapa temen seangkatan yang tadi ngumpul bareng memutuskan untuk pulang. Namun tak lama, sesi foto angkatan dibuka, ditunda deh pulangnya.. begitu dipanggil, anak-anak angkatan 2005 serentak datang dari berbagai penjuru smp4 dan tanpa dikomando kami berkumpul untuk bersama-sama diabadikan dalam sebuah foto. Dua kali jepretan disertai blitz cukup membuat kami semua puas. Saya dan beberapa temen seangkatan yang tadi ngumpul bareng pun pulang. Karena berbeda jalur pulang, rombongan kembali terpisah. Saya akhirnya pulang barengan sama Fanisa, Tantri, dan Denisa yang sudah sejak dulu sama-sama pulang-pergi rumah-smp4 dengan naik angkot no.15. Dalam perjalanan pulang kami saling bercerita tentang keadaan kampus kami. Fanisa dan Tantri kuliah di IPB, sementara aku dan Denisa di UI. Dari obrolan ini, ada sebuah fakta yang terungkap, ternyata dosen mata kuliah sosiologi umum di kelasnya Tantri adalah ayah saya! Hahaha.. haduh-haduh..


bersambung...

Senin, September 08, 2008

Stay The Same

Beberapa waktu yang lalu, paman saya yang tinggal di Jogja datang ke rumah keluarga saya di Bogor. Pama saya ini datang dengan membawa serta handphone barunya (sekalian pamer kali yee..!). Di hape barunya ini, (bukan bermaksud promosi) Sonny Ericcson, lupa saya tipe berapa, setelah saya “buka-buka” isinya, saya menemukan sebuah lagu yang judulnya Stay The Same dari Joey McIntire. Saya penasaran, dan saya coba putar lagu itu untuk mendengarkannya, terdengarlah sebuah lagu dengan irama musik yang santai, lembut mengalun di bagian awal, tapi tidak terlalu melankolis, dengan lirik seperti yang bisa dibaca di bawah ini:


Don't you ever wish you were someone else,
You were meant to be the way you are exactly.
Don't you ever say you don't like the way you are.
When you learn to love yourself, you're better off by far.
And I hope you always stay the same,
cuz there's nothin' 'bout you I would change.

I think that you could be whatever you wanted to be
If you could realize, all the dreams you have inside.
Don't be afraid if you've got something to say,
Just open up your heart and let it show you the way.

Believe in yourself.
Reach down inside.
The love you find will set you free.
Believe in yourself, you will come alive.
Have faith in what you do.
You'll make it through.

Bagaimana pendapat anda tentang liriknya? Sangat menyentuh bukan? Lirik lagu ini memiliki makna yang dalam, bagi saya, setelah saya mendengarkannya berulang-ulang, me­nya­dari bagaimana liriknya, dan mengerti apa maksudnya. Seberapa dalam? Akan saya ulas dalam jurnal saya kali ini.

Saya mulai dari bagian chorus-nya;

Don't you ever wish you were someone else,
You were meant to be the way you are exactly.
Don't you ever say you don't like the way you are.
When you learn to love yourself, you're better off by far.
And I hope you always stay the same,
cuz there's nothin' 'bout you I would change.

Meskipun kemampuan bahas Inggris saya (sangat) belum bisa dibilang baik, saya mencoba memaknai bagian chorus tersebut, dan menurut saya pada bagian chorus tersebut, si penulis lagu ini (entah siapa) mencoba mengatakan, mungkin lebih tepatnya mengingatkan kita yang selama ini sering iri melihat orang lain lebih sukses atau kehidupannya lebih menyenangkan dari kita (dan kita sendiri tidak menyukai atau mensyukuri keadaan kita saat ini), bahwa apa yang terjadi pada kita tidaklah salah, dan kita bukanlah orang yang sedang “salah tempat”. Tapi kita telah berada di “rel” yang sudah ditetapkan oleh yang Mahakuasa, dan yang harus kita lakukan adalah bersyukur dan menjalaninya sesuai kemampuan kita, kita jalankan “peran” kita sebagaimana mestinya, jangan sampai kita kehilangan jati diri jikalau itu memang jati diri yang positif bagi kita. Lalu, bait yang “When you learn to love yourself, you're better off by far” bagi saya memiliki makna bahwa kita harus betul-betul mengenal siapa diri kita sebenarnya, dari situ kita akan lebih mengetahui siapa diri kita sebenarnya berikut potensi-potensi atau bakat-bakat yang kita miliki. Kemudian jika dikaitkan dengan lirik sebelumya, mungkin dengan menyadari siapa diri kita sebenarnya, kita akan mensyukuri keadaan dimana kita berada atau bolehlah kita berubah, asal itu untuk ke arah yang lebih baik, misalnya dari penjahat jadi orang baik, kan tidak perlu kita selamanya berada dalam “kubangan”. Betul?!

Intinya pada bagian ini, penulis mencoba menyadarkan kita bahwa kita adalah kita, bukan orang lain, atau bukan orang yang salah tempat. Jadilah diri sendiri dan cintailah dirimu maka kau akan mengenal siapa dirimu sebenarnya, dan jangan kita iri pada orang lain.

Beranjak ke bagian verse;

I think that you could be whatever you wanted to be
If you could realize, all the dreams you have inside.
Don't be afraid if you've got something to say,
Just open up your heart and let it show you the way.

Menurut saya, kali ini penulis mencoba menyampaikan bahwa kita semua bisa menjadi apapun sesuai impian kita, kita bisa menggapai apapun itu impian dan cita-cita kita, asalkan kita bisa menyadari apa sebenarnya yang kita impikan, apa yang sebenarnya kita “kejar”, dan kita mau berbagi dengan orang-orang di sekitar kita. Siapa tau, di sekitar kita ternyata ada orang-orang yang bisa membantu kita meraih impian kita.

Jadi, jangan malu untuk memiliki mimpi dan impian yang besar, buka hati dan buka diri (jangan tertutup maksudnya) agar kita bisa meraih semua yang kita perlukan untuk menggapai mimpi dan impian kita.

Dan pada bagian bridge;

Believe in yourself.
Reach down inside.
The love you find will set you free.
Believe in yourself, you will come alive.
Have faith in what you do.
You'll make it through.

Saya pikir sang penulis mencoba kembali menguatkan hati kita untuk yakin dan percaya pada kemampuan diri kita dalam berjuang menggapai apa yang kita impikan. Jika kita yakin, percaya pada kemampuan kita, dan kita berjuang dengan sungguh-sungguh, yakinlah bahwa apa yang kita impikan dapat kita raih.

Ya, itulah sedikit pendapat dan ulasan saya tentang lagu Stay The Same yang dipopulerkan oleh Joey McIntire ini. Intinya adalah, dalam kehidupan ini atau dalam usaha kita meraih impian kita, kita harus percaya diri dan yakin akan kemampuan diri kita.

Bagaimana menurut anda?

Oh ya, lagu ini bisa anda dengarkan melalui Youtobe, dengan alamat:

http://www.youtube.com/watch?v=Tzizl7qUUCg