Selasa, Desember 29, 2009

Mengintegrasikan Psikologi dan Islam


Data buku

Judul : Integrasi Psikologi dengan Islam, Menuju Psikologi Islami

Penulis : Hanna Djumhana Bastaman

Penerbit : Pustaka Pelajar, Yogyakarta


Psikologi yang islami merupakan salah satu buah dari pemikran dan usaha-usaha islamisasi ilmu pengetahuan atau sains yang makin marak belakangan ini, sejalan dengan makin kuatnya semangat dari umat muslim di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, untuk menunjukkan bahwa memang Islam-lah rahmat bagi seluruh alam.

Buku Integrasi Psikologi dengan Islam; Menuju Psikologi Islami ini pun hadir sebagai salah satu wujud karya dari salah satu anak bangsa yang memang sangat peduli akan hal ini, Bapak Hanna Djumhana Bastaman. Melalui buku ini beliau mencoba menyampaikan pemikiran-pemikiran beliau yang disertai dengan argumen-argumen ilmiah tentang konsep psikologi yang berlandaskan citra manusia menurut konsep-konsep dalam ajaran Islam serta tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesehatan mental tapi juga meningkatkan kualitas religiusitas dalam diri manusia.

Pendekatan yang dilakukan oleh pak Hanna dalam menyampaikan pemikirannya tentang psikologi yang islami ini bukanlah sebuah kritik maupun kecaman terhadap arus-arus psikologi yang memang telah mapan. Melainkan lebih kepada memberi wawasan Islam pada konsep-konsep psikologi kontemporer serta memanfaatkan hasil-hasil pemikiran ahli-ahli psikologi aliran kontemporer tersebut dalam usaha peningkatan kesejahteraan manusia, jika justru ditemukan hal-hal yang justru tidak sesuai, maka mari sama-sama kita memperbaikinya.

Buku ini sendiri terbagi dalam beberapa bagian utama. Bagian prolog mencoba memberi gambaran awal dan hal-hal pokok mengenai psikologi islami. Bagian kedua mengetengahkan pembahasan mengenai upaya menghubungkan sains dengan agama dalam konteks ilmu psikologi. Ada pula bagian ketiga buku ini mencoba mengusung konsep utama dari wacana psikologi islami, yaitu perspektif psikologi islami dalam memberikan pandangan seputar manusia, serta telaah terhadap beberapa pandangan dari berbagai aliran psikologi mengenai manusia dari sudut islam. Kemudian pada bagian keempat buku ini, Pak Hanna mencoba mengungkapkan sisi praktikal dari psikologi islami dalam menangani beberapa isu yang sering kita temukan dalam kehidupan. Dan buku ini pun ditutup melalui sebuah epilog yang membahas mengenai respon-respon yang muncul dalam menanggapi wacana psikologi islami ini.

Menurut saya, buku ini dapat memperluas perspektif kita dalam memahami islam maupun ilmu Psikologi itu sendiri. Dengan perspektif yang lebih luas, tentunya makin banyak sisi yang dapat kita gali dan optimalkan dalam menyelesaikan berbagai tantangan kehidupan dan kemanusiaan yang ada pada zaman ini. Sangat cocok bagi mereka yang menaruh minat pada kajian-kajian islam, kajian ilmu-ilmu psikologi, maupun bagi mereka memang sudah berkecimpung dalam bidang psikologi ini (mahasiswa psikologi, dosen, psikolog, peneliti, dsb).


Selasa, Desember 01, 2009

Ngobrolin Islam dan Psikologi dalam ICON (Islamic Chatting on November)


ICON merupakan kependekan dari Islamic Chatting on November, sebuah kegiatan seminar kajian dan diskusi yang membahas representasi Islam dalam bidang Psikologi. Acara yang diselenggarakan oleh departemen Pengembangan Psikologi Islami (P2I) FUSI F.Psikologi ini, diselenggarakan pada 20 November 2009 lalu di Auditorium Ged.H Fakultas Psikologi UI.

Acara ini mengangkat tema “Give You More: Islam as Rahmat Alam”. Melalui tema ini ICON berusaha mengajak rekan-rekan civitas Psikologi UI secara khusus dan rekan-rekan yang lain untuk memahami bahwa Islam merupakan ajaran yang isinya begitu menyeluruh, menyentuh setiap sendi kehidupan manusia, termasuk sendi-sendi interaksi manusia baik dengan dirinya sendiri maupun dengan orang lain dan lingkungan (sendi-sendi kehidupan yang selama ini dipelajari dalam ilmu Psikologi). Sehingga nantinya, ilmu Psikologi yang kita pelajari mampu kita manfaatkan selain untuk meningkatkan kesehatan mental diri pribadi dan masyarakat, juga untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita semua kepada Allah SWT.

Tema “Give You More: Islam as Rahmat Alam” ini sendiri disajikan oleh ICON dalam 3 tema seminar kajian dan diskusi, yaitu Bedah Buku “Psikologi Sufi”, Seminar “Mencetak Anak Bangsa Menjadi Generasi Pahlawan Berdasarkan Psikologi Pendidikan Islam”, serta Bedah Film dan Talkshow “Turtles Can Fly”.

Sesi bedah buku “Psikologi Sufi” dibawakan oleh Nurlyta Hafiyah, S.Psi, M.Psi, seorang dosen di Fakultas Psikologi UI yang juga merupakan penerjemah dari sebuah buku mengenai psikologi sufi yang ditulis oleh seorang penulis barat bernama Lynn Wilcox, bersama moderator Rizqi M. Ghibran, mahasiswa berprestasi tingkat Fakultas Psikologi pada tahun 2007. Dalam sesi ini, Ibu Nurlyta Hafiyah yang biasa disapa Mbak Evi ini mengajak kita untuk melihat dengan sudut pandang yang lebih luas mengenai sufisme. Sufisme dalam Psikologi menurut Mbak Evi adalah salah satu jalan (dari sekian banyak jalan) untuk semakin mengenal Tuhan melalui pengenalan diri yang makin mendalam, karena aliran psikologi kontemporer kebanyakan justru “menjauhkan manusia dari Tuhan-nya”.

Sesi berikutnya menampilkan Seminar “Mencetak Anak Bangsa Menjadi Generasi Pahlawan Berdasarkan Psikologi Pendidikan Islam” yang dibawakan oleh Bapak Buchori Nasution, seorang pemilik sekolah berbasis pendidikan Islam dan anggota dari Lembaga Menejemen Pendidikan Indonesia (LMPI) serta Research Center for Islamic Curruculum. Bersama moderator, Terry Marlita, mantan Ketua Departemen Pengembangan Psikologi Islami tahun 2009, Pak Buchori mengajak kita semua untuk kembali melakukan kajian yang serius terhadap Al-Quran, karena Al-Quran merupakan bacaan paling baik dan paling komprehensif tentang seluruh sendi kehidupan manusia. Tidak hanya untuk mengkaji dan menghafalkannya, tapi juga untuk memahami dan mengajarkan isinya, karena itulah sesungguhnya esensi pendidikan yang sering dilupakan oleh para pengajar. Selain itu, Pak Buchori pun mengajak para peserta untuk lebih kritis lagi terhadap perkembangan kurikulum pendidikan di Indonesia agar pendidikan di Indonesia mampu secara optimal mencetak “generasi-generasi pahlawan” bagi bangsa Indonesia.

Dan di sesi ketiga (terakhir) diadakan pemutaran singkat film “Turtles Can Fly”, sebuah film tentang kehidupan dan perjuangan hidup dari anak-anak yang tinggal di sebuah daerah yang sering dilanda konflik peperangan, di perbatasan Turki dan Irak, menjelang dilangsungkannya invasi Amerika Serikat ke Irak sekitar tahun 2003 lalu. Dengan dipandu oleh moderator Izza Dinillah, Sekertaris Jendral FUSI F.Psikologi tahun 2009, dan pembicara Ibu Aliah B. Purwakania Hasan, MKes, Psi, atau biasa disapa Mbak Kania, seorang almunus F.Psikologi UI yang kini aktif sebagai dosen di Universitas Bunda Mulia dan aktif pula sebagai penulis berbagai jurnal dan rubrik konsultasi psikologi, peserta diajak untuk mengkaji kondisi psikologis dari anak-anak dalam cerita film ini. Salah satu yang menarik dari pembahasan mengenai kondisi psikologis dari anak-anak yang tinggal di daerah konflik ini adalah umumnya kemampuan anak-anak untuk melakukan coping terhadap situasi konflik yang dihadapinya lebih baik daripada kemampuan pada orang dewasa. Artinya, umumnya anak-anak akan lebih cepat pulih (recover) dari situasi konflik yang dialaminya, dibanding dengan orang dewasa. Namun, tetap saja hal ini bergantung pada seperti apa trauma yang diakibatkan oleh situasi konflik tadi.

Selain diisi dengan tema-tema kajian yang sangat menarik tadi, ICON ini juga dimeriahkan oleh penampilan dari FIka Humairoh, seorang mahasiswa F.Psikologi UI yang membacakan sebuah puisi yang cukup menyentuh hati, berjudul “Dialog Partisi Indera”, serta penampilan dari Tim Nasyid Salman, Salam UI.

(Mochammad Ardhya, Psikologi UI 2008, Project Officer ICON, 2009)