Tetes air membasahi bumi
Mengiriingi awal penulisan kisah dalam bab ini
Kisah yang kutulis kala mata terpejam
Tuk mengkhayal mimpi nan menghujam
Kerasnya asa membuat tinta tetap menari
Menari dan menyanyikan lagu-lagu perjuangan
Memanjatkan doa-doa pengharapan
Kumulai roman cita ini dengan sebuah mimpi
Mimpi tentang kisahku di bumi ini
Kisah yang menuntunku supaya ku tak mati sebagai penyakit
Dengan aliran perjuangan dan doa
Dengan aliran semangat dan cinta
Dengan bumbu suka dan duka
Tiada putus cerita mengalun, tiada putus mimpi di mata
Hati menggebu menangis ragu
Hampir mustahil mimpi tercipta
Nyaris asa tiada berdaya
Namun, masih ada Yang Maha Kuasa,
Kuatkan genggaman, yakinkan perasaan
Dia takkan kecewakan hamba yang berharap padaNya
Indah, membuat tertegun
Indah mengalun damai, meredam api dalam diri
Kini, saatnya ikhlas menyerahkan diri
Saatnya ikhlas bertarung demi impian yang tak akan terkubur
Tak mampu lagi aku bertarung, tak ada lagi yang bisa kulakukan
Kecuali bait-bait indah dan doa yang mengalun
Tinggal kini serahkan diri pada ketetapan di langit
Menari lembut menulis catatan kisah seorang pejuang
Tiada berhenti menari hingga akhirnya kisah ini dapat ditutup dengan syukur
Dan segala puji bagi yang berkuasa di langit
Kisah ini pun akhirnya dapat kututup dengan syukur dan cita
Tapi pena kan terus menari, menuliskan kisahku hingga akhir nanti
Demikianlah kisah bab ini kutulis
Hanyalah salah satu bab dari berjilid-jilidnya kisah kehidupan
Inilah salah satu goresan tinta yang berkilau dalam kisahku
Kisah yang kumulai dengan cita dan doa
Kisah yang kuisi dengan perjuangan, doa, dan harapan
Kisah yang kuakhiri dengan cita dan syukur
Telah kuakhiri satu bab ini dengan puji syukur
Tapi sesingguhnya perjalanan ini belumlah berakhir
Pena ini masih terus menari
Karena mimpi yang sesungguhnya masih diperjuangkan
Karena mimpi yang abadi masih belum terwujud
Demikinlah kisah sebuah mimpi kecil untuk mencapai mimpi yang abadi
Dan lembaran kisah baru telah siap tuk dituliskan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar