Selasa, Desember 01, 2009

Ngobrolin Islam dan Psikologi dalam ICON (Islamic Chatting on November)


ICON merupakan kependekan dari Islamic Chatting on November, sebuah kegiatan seminar kajian dan diskusi yang membahas representasi Islam dalam bidang Psikologi. Acara yang diselenggarakan oleh departemen Pengembangan Psikologi Islami (P2I) FUSI F.Psikologi ini, diselenggarakan pada 20 November 2009 lalu di Auditorium Ged.H Fakultas Psikologi UI.

Acara ini mengangkat tema “Give You More: Islam as Rahmat Alam”. Melalui tema ini ICON berusaha mengajak rekan-rekan civitas Psikologi UI secara khusus dan rekan-rekan yang lain untuk memahami bahwa Islam merupakan ajaran yang isinya begitu menyeluruh, menyentuh setiap sendi kehidupan manusia, termasuk sendi-sendi interaksi manusia baik dengan dirinya sendiri maupun dengan orang lain dan lingkungan (sendi-sendi kehidupan yang selama ini dipelajari dalam ilmu Psikologi). Sehingga nantinya, ilmu Psikologi yang kita pelajari mampu kita manfaatkan selain untuk meningkatkan kesehatan mental diri pribadi dan masyarakat, juga untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita semua kepada Allah SWT.

Tema “Give You More: Islam as Rahmat Alam” ini sendiri disajikan oleh ICON dalam 3 tema seminar kajian dan diskusi, yaitu Bedah Buku “Psikologi Sufi”, Seminar “Mencetak Anak Bangsa Menjadi Generasi Pahlawan Berdasarkan Psikologi Pendidikan Islam”, serta Bedah Film dan Talkshow “Turtles Can Fly”.

Sesi bedah buku “Psikologi Sufi” dibawakan oleh Nurlyta Hafiyah, S.Psi, M.Psi, seorang dosen di Fakultas Psikologi UI yang juga merupakan penerjemah dari sebuah buku mengenai psikologi sufi yang ditulis oleh seorang penulis barat bernama Lynn Wilcox, bersama moderator Rizqi M. Ghibran, mahasiswa berprestasi tingkat Fakultas Psikologi pada tahun 2007. Dalam sesi ini, Ibu Nurlyta Hafiyah yang biasa disapa Mbak Evi ini mengajak kita untuk melihat dengan sudut pandang yang lebih luas mengenai sufisme. Sufisme dalam Psikologi menurut Mbak Evi adalah salah satu jalan (dari sekian banyak jalan) untuk semakin mengenal Tuhan melalui pengenalan diri yang makin mendalam, karena aliran psikologi kontemporer kebanyakan justru “menjauhkan manusia dari Tuhan-nya”.

Sesi berikutnya menampilkan Seminar “Mencetak Anak Bangsa Menjadi Generasi Pahlawan Berdasarkan Psikologi Pendidikan Islam” yang dibawakan oleh Bapak Buchori Nasution, seorang pemilik sekolah berbasis pendidikan Islam dan anggota dari Lembaga Menejemen Pendidikan Indonesia (LMPI) serta Research Center for Islamic Curruculum. Bersama moderator, Terry Marlita, mantan Ketua Departemen Pengembangan Psikologi Islami tahun 2009, Pak Buchori mengajak kita semua untuk kembali melakukan kajian yang serius terhadap Al-Quran, karena Al-Quran merupakan bacaan paling baik dan paling komprehensif tentang seluruh sendi kehidupan manusia. Tidak hanya untuk mengkaji dan menghafalkannya, tapi juga untuk memahami dan mengajarkan isinya, karena itulah sesungguhnya esensi pendidikan yang sering dilupakan oleh para pengajar. Selain itu, Pak Buchori pun mengajak para peserta untuk lebih kritis lagi terhadap perkembangan kurikulum pendidikan di Indonesia agar pendidikan di Indonesia mampu secara optimal mencetak “generasi-generasi pahlawan” bagi bangsa Indonesia.

Dan di sesi ketiga (terakhir) diadakan pemutaran singkat film “Turtles Can Fly”, sebuah film tentang kehidupan dan perjuangan hidup dari anak-anak yang tinggal di sebuah daerah yang sering dilanda konflik peperangan, di perbatasan Turki dan Irak, menjelang dilangsungkannya invasi Amerika Serikat ke Irak sekitar tahun 2003 lalu. Dengan dipandu oleh moderator Izza Dinillah, Sekertaris Jendral FUSI F.Psikologi tahun 2009, dan pembicara Ibu Aliah B. Purwakania Hasan, MKes, Psi, atau biasa disapa Mbak Kania, seorang almunus F.Psikologi UI yang kini aktif sebagai dosen di Universitas Bunda Mulia dan aktif pula sebagai penulis berbagai jurnal dan rubrik konsultasi psikologi, peserta diajak untuk mengkaji kondisi psikologis dari anak-anak dalam cerita film ini. Salah satu yang menarik dari pembahasan mengenai kondisi psikologis dari anak-anak yang tinggal di daerah konflik ini adalah umumnya kemampuan anak-anak untuk melakukan coping terhadap situasi konflik yang dihadapinya lebih baik daripada kemampuan pada orang dewasa. Artinya, umumnya anak-anak akan lebih cepat pulih (recover) dari situasi konflik yang dialaminya, dibanding dengan orang dewasa. Namun, tetap saja hal ini bergantung pada seperti apa trauma yang diakibatkan oleh situasi konflik tadi.

Selain diisi dengan tema-tema kajian yang sangat menarik tadi, ICON ini juga dimeriahkan oleh penampilan dari FIka Humairoh, seorang mahasiswa F.Psikologi UI yang membacakan sebuah puisi yang cukup menyentuh hati, berjudul “Dialog Partisi Indera”, serta penampilan dari Tim Nasyid Salman, Salam UI.

(Mochammad Ardhya, Psikologi UI 2008, Project Officer ICON, 2009)


3 komentar:

  1. sudah (agak) lama berlalu.. tapi baru sempet posting..^^

    BalasHapus
  2. Bagus kegiatannya. Mudah2an ICON berikutnya dapat ditampilkan kembali, untuk menggiatkan kajian Psikologi Islami di F.Psi UI. Dalam keadaan apapun.

    BalasHapus