Konsep diri...
Seperti kita ketahui dalam mempelajari fisika, kimia, matematika, dsb (dan sayapun bingung?!). yang terpenting adalah kita memahami konsep materinya, betul? Ya! begitupula dengan kehidupan ini, agar kita mencapai kesuksesan, kita juga harus megetahui tentang konsep diri seperti apa yang kita perlukan untuk mencapainya, kerena kita sendirilah pihak yang paling bertanggung jawab atas sukses/kegagalan yang kita raih. Betul?! Kalau ya, pastikan anda terus membaca tulisan ini.
Tentang konsep diri
Konsep diri secara umum diartikan sebagai bagaimana keyakinan, pandangan/penilaian/komentar seseorang terhadap dirinya sendiri. Pengetahuan tentang konsep diri ini menurut saya sangatlah penting. Karena, seringkali kesulitan-kesulitan atau masalah-masalah yang kita hadapi dalam hidup ini sumbernya berasal dari diri kita sendiri, dari pikiran kita, dimana kita terus-menerus memberikan suatu penilaian negatif terhadap diri kita sendiri dan akhrinya kita merasa tidak mampu menyelesaikan persoalan yang ada, kemudian kita pun jadi minder, kehilangan kepercayaaan diri dan akhirnya kita merasa diri kita bukanlah apa-apa, tidak berguna, tidak ada potensi, dan akhrinya kita putus asa atau bahkan sampai merasa tidak ada gunanya lagi hidup. Nah lho!
Lain halnya jika kita tidak memberikan komentar negatif pada diri atau hanya menggunakannya untuk meng¬evaluasi kesalahan yang telah kita kerjakan kemudian memperbaiki diri, itu berarti kita masih berpikiran positif pada diri kita! Kitapun tetap percaya diri, semangat dan potensi-potensi dalam diri kita bisa berkembang dengan baik. Nah, itulah pentingnya konsep diri atau penilaian kita terhadap diri kita sendiri. Karena begitu pentingnya, ada pula yang menganalogikan konsep diri itu seolah-olah suatu operating system (OS, seperti Windows atau Linux pada komputer) yang bekerja pada diri kita. Yang mana jika OS tersebut baik (positif), maka kita sendiripun akan baik, dan potensi-potensi diri yang ada dapat berkembang maksimal, begitupula sebaliknya. Bagaimana menurut anda?!
Positif dan negatif
Seperti yang sudah sedikit diulas tadi, komentar terhadap diri sendiri (konsep diri) ada yang sifatnnya negatif, ada pula yang positif, berikut ini penjelasan lebih lengkapnya:
Konsep diri negatif ialah jika seseorang meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Orang dengan konsep diri negatif akan cenderung bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih sebagai halangan. Orang dengan konsep diri negatif, akan mudah menyerah sebelum berperang dan jika gagal, akan ada dua pihak yang disalahkan, entah itu menyalahkan diri sendiri (secara negatif) atau menyalahkan orang lain.
Sebaliknya, seseorang dengan konsep diri yang positif akan terlihat lebih optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialaminya. Ia tidak memandang kegagalan sebagai kematian, namun lebih menjadikannya sebagai penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah ke depan. Orang dengan konsep diri yang positif akan mampu menghargai dirinya dan melihat hal-hal yang positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang akan datang.
Gimana? Sudah tau kan apa bedanya dan apa akibatnya? Tinggal pilih mau yang mana, hehe...
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Konsep diri ini bukanlah bawaan lahir, bukanlah sesuatu yang positif atau negatifnya sudah merupakan suratan takdir, konsep diri kita adalah hasil bagaiamana kita berinteraksi dengan lingkungan, juga pengalaman, yang sifatnya dinamis (bisa berubah). Jadi, jika anda merasa saat ini konsep diri anda sedang “negatif” karena lingkungan anda yang tidak mendukung, anda masih bisa mengubahnya ke arah yang lebih baik. Tapi sebelum itu mari kita lihat terlebuh dahulu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsep diri seseorang, ini dia:
• Pola asuh orang tua dan lingkungan
Setiap mamalia, eh, manusia akan diasuh terlebih dahulu oleh orang tuanya sebelum mencapai kedewasaan (fisik terutama), baik itu kandung ataupun tiri. Pola asuh orang tua akan menjadi faktor signifikan dalam mempengaruhi konsep diri yang terbentuk. Oleh sebab itu, seringkali anak-anak yang tumbuh dan dibesarkan dalam pola asuh yang keliru dan negatif, atau pun lingkungan yang kurang mendukung, cenderung mempunyai konsep diri yang negatif. Sebaliknya, jika orangrua memberikan pola asuh yang baik dan lingkungan memberikan sikap yang baik serta positif, maka anak akan merasa dirinya cukup berharga sehingga tumbuhlah konsep diri yang positif.
• “Kegagalan”
Maksudnya, konsep diri juga berkaitan dengan pengalaman mencapai berhasil atau gagalnya seseorang. Seringkali, kegagalan yang terus menerus dialami seseorang menimbulkan pertanyaan-pertanyaan negatif kepada diri sendiri dan berakhir dengan kesimpulan bahwa semua penyebabnya terletak pada kelemahan dirinya, nah lho! Dengan begitu benih konsep diri negatifpun tumbuh pada diri orang itu. Tapi, jika ia mau terus berusaha dan berpikiran positif, mungkin hasilnya akan berbeda. Tidak akan muncul konsep negatif pada dirinya, dan kesuksesanpun bisa diraih.
• Depresi
Orang yang sedang mengalami depresi akan mempunyai pemikiran yang cenderung negatif dalam memandang dan merespon segala sesuatunya, termasuk menilai diri sendiri. Segala situasi atau stimulus yang netral akan dipersepsi secara negatif. Nah lho!
• Kritik internal
Kita semua mengetahui bahwa kritik (dari diri sendiri maupun orang lain) diperlukan sebagai bahan evaluasi pada kekurangan diri, untuk kemudian diperbaiki. Tapi, jika kritik itu justru ditanggapi sebagai penilaian mutlak yang tidak mungkin dirubah, justru penilaian negatif pada diri sendirilah yang terjadi. Ingatlah bahwa, you are what you think! Drimu adalah sebagaimana yang kau pikirkan! Kritik pada diri sendiri janganlah berubah menjadi penilaian negatif bagi diri sendiri, semuanya bisa dirubah ke arah yang lebih baik, janganlah putus asa! Analogikan saja kegagalan yang terjadi seperti seseorang yang belum mahir menggoreng tempe goreng, ketika suatu saat dia menggoreng tempe dan tempenya hangus, yang hangus (gagal) adalah “tempe”-nya kan?! Bukan yang menggorengnya. Jika si penggoreng tempe mau berlatih lagi, tentunya di kemudian hari, tempe gorengnya akan sempurna dan enak dinikmati, bukankah begitu?!
Ubah konsep diri ke arah posiitif
Seperti yang sudah disampaikan, konsep diri itu sifatnya dinamis, bisa bisa berubah. Jadi kita semua bisa mengubah konsep diri kita ke arah yang lebih baik (positif). Dan dengan bekal “faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri seseorang” yang telah kita ketahui, mari kita ubah konsep diri kita yang negatif menjadi positif! Gimana caranya?! Ikuti langkah-langkah berikut ini:
• Mulai dengan affirmasi positif
Yap! Mari mulai dengan (baca basmalah), kemudian tanamkanlah kata-kata positif yang dapat memacu semangat dan menjadi motivasi pada diri kita. Seperti “Aku pasti bisa!..., aku pasti berhasil!..., aku akan menguasainya!...,”, dsb. Dengan ini, kita mulai perubahan ini dengan penuh semangat dan keyakinan! Ok!
• Bersikaplah objektif
Kemudian, bersikaplah objektif pada diri sendiri! Selain rentetan pengalaman negatif, pastilah kita juga punya pengalaman positif ataupun keberhasilan-keberhasilan dalam bidang tertentu, meskipun itu kecil, jangan abaikan itu semua! Lihatlah talenta, bakat dan potensi diri dan carilah cara dan kesempatan untuk mengembangkannya. just do the best you could in every way....
• Hargai diri sendiri
Tidak ada orang lain yang lebih menghargai diri kita selain diri sendiri! Hargailah dan syukurilah apapun diri kita adanya! Jangan merasa diri rendah! Sebab setiap orang pasti memiliki kelebihannya masing-masing. Dan setiap diri itu memiliki arti, tidak ada yang diciptakan dengan sia-sia, kecuali kita memang menyia-nyiakannya.
Jadi, dengan langakah kedua dan ketiga ini, kita buang jauh-jauh pikiran negatif dari diri kita. Ok!
• Jangan memusuhi diri sendiri dan berpikirlah positif serta rasional
Maksudnya, Sikap menyalahkan diri sendiri secara berlebihan itu merupakan pertanda bahwa ada permusuhan dan peperangan dalam diri kita antara harapan ideal dengan kenyataan diri sejati (real self). Akibatnya, akan timbul kelelahan mental dan rasa frustrasi yang dalam serta makin lemah dan negatif konsep dirinya. Karenanya, tetaplah berpikiran positif dalam setiap kesempatan, dan tetapkanlah target-target pencapaian hidup yang rasional, sesuai dengan kedaan kita, atau jika mau target besar, lakukan secara bertahap. Agar kita tidak merasa terbebani dan jika belum berhasil di saat yang kita tentukan, kita tidak akan merasa rendah diri, apalagi depresi. Betul?!
• Lakukan sekarang juga, libatkan emosi, dan lakukan repetisi!
Apa gunanya menunda-nunda?! Lebih baik lakukan sekarang juga! Makin cepat makin baik bukan?! Kemudian, supaya berkesan, libatkanlah emosi (perasaan dan gambaran dari perasaan tersebut), karena emosi akan meninggalkan kesan yang selalu kita ingat. baik itu ingat dengan proses yang kita lakukan, maupun ingat untuk tidak lagi memberikan konsep negatif pada diri sendiri dan selalu memelihara konsep positif pada diri kita sendiri. Kemudian lakukan dengan repetisi (pengulangan) atau lebih tepat lagi lakukan terus menerus, jangan menyerah, karena semua perubahan membutuhkan proses, betul?!
Oia, yang tidak kalah penting adalah, lakukan atas dasar kemauan dari diri sendiri, tanpa paksaan orang lain! Karena hasilnya akan maksimal Kenapa? Karena yang paling bertanggung jawab atas diri kita, ya kita sendiri, segala perubahan positif yang diterapkan pada diri kita, namun kita sendiri tidak menginginkannya, biasanya tidak akan bagus hasilnya. Betul?!
Yap, yap! Itulah sekilas (hah?! Giamana lengkapnya?!) tentang konsep diri, intinya, untuk mencapai kesuksesan diperlukan konsep diri yang positif, artinya pandangan/penilaian positif pada diri sendiri yang akan membuat kita tetap optimis menghadapi semua persoalan dalam hidup ini. Semoga bermanfaat!!!
Referensi:
The story behind this article:
Inspirasi untuk membuat artikel tentang konsep diri ini datang ketika saya tidak sengaja mendengarkan siaran radio apa fm gitu.., selasa malam, 8 januari 2008. Saya lupa apa nama acaranya, (nama stasiunnnya juga...) yang jelas acaranya seperti dialog yang membahas tentang pengembangan-pengembangan potensi diri, dengan narasumber dari ILNA, suatu yayasan yang bergerak di bidang pendidikan dan pengembangan potensi remaja. Karena saya pikir topik ini seru dan dekat sekali dengan kehidupan sehari-hari kita dan saya khususnya, maka saya angkatlah topik konsep didi ini menjadi salah satu tulisan di blog ini. Oia, kembali ke soal acara dialog tadi, sebenarnya acara tersebut sudah berlangsung dari jam 8 malam, tapi saya baru mendengarkannya jam 10 kurang 10! Hanya 10 menit dari 120 menit! Gila ga tuh! Tapi walaupun hanya mendengarkan 10 menit, topik apa yang saya dengar sungguh ruarrr biasa!!! minggu depan musti ngedengerin lagi nih, Hehe... Dari acara tersebut saya juga dapat informasi bahwa ILNA juga mengadakan seminar tentang otak yang diadakan setiap hari sabtu di kantornya di daerah Indraprasta, Bogor.
Seperti kita ketahui dalam mempelajari fisika, kimia, matematika, dsb (dan sayapun bingung?!). yang terpenting adalah kita memahami konsep materinya, betul? Ya! begitupula dengan kehidupan ini, agar kita mencapai kesuksesan, kita juga harus megetahui tentang konsep diri seperti apa yang kita perlukan untuk mencapainya, kerena kita sendirilah pihak yang paling bertanggung jawab atas sukses/kegagalan yang kita raih. Betul?! Kalau ya, pastikan anda terus membaca tulisan ini.
Tentang konsep diri
Konsep diri secara umum diartikan sebagai bagaimana keyakinan, pandangan/penilaian/komentar seseorang terhadap dirinya sendiri. Pengetahuan tentang konsep diri ini menurut saya sangatlah penting. Karena, seringkali kesulitan-kesulitan atau masalah-masalah yang kita hadapi dalam hidup ini sumbernya berasal dari diri kita sendiri, dari pikiran kita, dimana kita terus-menerus memberikan suatu penilaian negatif terhadap diri kita sendiri dan akhrinya kita merasa tidak mampu menyelesaikan persoalan yang ada, kemudian kita pun jadi minder, kehilangan kepercayaaan diri dan akhirnya kita merasa diri kita bukanlah apa-apa, tidak berguna, tidak ada potensi, dan akhrinya kita putus asa atau bahkan sampai merasa tidak ada gunanya lagi hidup. Nah lho!
Lain halnya jika kita tidak memberikan komentar negatif pada diri atau hanya menggunakannya untuk meng¬evaluasi kesalahan yang telah kita kerjakan kemudian memperbaiki diri, itu berarti kita masih berpikiran positif pada diri kita! Kitapun tetap percaya diri, semangat dan potensi-potensi dalam diri kita bisa berkembang dengan baik. Nah, itulah pentingnya konsep diri atau penilaian kita terhadap diri kita sendiri. Karena begitu pentingnya, ada pula yang menganalogikan konsep diri itu seolah-olah suatu operating system (OS, seperti Windows atau Linux pada komputer) yang bekerja pada diri kita. Yang mana jika OS tersebut baik (positif), maka kita sendiripun akan baik, dan potensi-potensi diri yang ada dapat berkembang maksimal, begitupula sebaliknya. Bagaimana menurut anda?!
Positif dan negatif
Seperti yang sudah sedikit diulas tadi, komentar terhadap diri sendiri (konsep diri) ada yang sifatnnya negatif, ada pula yang positif, berikut ini penjelasan lebih lengkapnya:
Konsep diri negatif ialah jika seseorang meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Orang dengan konsep diri negatif akan cenderung bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih sebagai halangan. Orang dengan konsep diri negatif, akan mudah menyerah sebelum berperang dan jika gagal, akan ada dua pihak yang disalahkan, entah itu menyalahkan diri sendiri (secara negatif) atau menyalahkan orang lain.
Sebaliknya, seseorang dengan konsep diri yang positif akan terlihat lebih optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialaminya. Ia tidak memandang kegagalan sebagai kematian, namun lebih menjadikannya sebagai penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah ke depan. Orang dengan konsep diri yang positif akan mampu menghargai dirinya dan melihat hal-hal yang positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang akan datang.
Gimana? Sudah tau kan apa bedanya dan apa akibatnya? Tinggal pilih mau yang mana, hehe...
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Konsep diri ini bukanlah bawaan lahir, bukanlah sesuatu yang positif atau negatifnya sudah merupakan suratan takdir, konsep diri kita adalah hasil bagaiamana kita berinteraksi dengan lingkungan, juga pengalaman, yang sifatnya dinamis (bisa berubah). Jadi, jika anda merasa saat ini konsep diri anda sedang “negatif” karena lingkungan anda yang tidak mendukung, anda masih bisa mengubahnya ke arah yang lebih baik. Tapi sebelum itu mari kita lihat terlebuh dahulu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsep diri seseorang, ini dia:
• Pola asuh orang tua dan lingkungan
Setiap mamalia, eh, manusia akan diasuh terlebih dahulu oleh orang tuanya sebelum mencapai kedewasaan (fisik terutama), baik itu kandung ataupun tiri. Pola asuh orang tua akan menjadi faktor signifikan dalam mempengaruhi konsep diri yang terbentuk. Oleh sebab itu, seringkali anak-anak yang tumbuh dan dibesarkan dalam pola asuh yang keliru dan negatif, atau pun lingkungan yang kurang mendukung, cenderung mempunyai konsep diri yang negatif. Sebaliknya, jika orangrua memberikan pola asuh yang baik dan lingkungan memberikan sikap yang baik serta positif, maka anak akan merasa dirinya cukup berharga sehingga tumbuhlah konsep diri yang positif.
• “Kegagalan”
Maksudnya, konsep diri juga berkaitan dengan pengalaman mencapai berhasil atau gagalnya seseorang. Seringkali, kegagalan yang terus menerus dialami seseorang menimbulkan pertanyaan-pertanyaan negatif kepada diri sendiri dan berakhir dengan kesimpulan bahwa semua penyebabnya terletak pada kelemahan dirinya, nah lho! Dengan begitu benih konsep diri negatifpun tumbuh pada diri orang itu. Tapi, jika ia mau terus berusaha dan berpikiran positif, mungkin hasilnya akan berbeda. Tidak akan muncul konsep negatif pada dirinya, dan kesuksesanpun bisa diraih.
• Depresi
Orang yang sedang mengalami depresi akan mempunyai pemikiran yang cenderung negatif dalam memandang dan merespon segala sesuatunya, termasuk menilai diri sendiri. Segala situasi atau stimulus yang netral akan dipersepsi secara negatif. Nah lho!
• Kritik internal
Kita semua mengetahui bahwa kritik (dari diri sendiri maupun orang lain) diperlukan sebagai bahan evaluasi pada kekurangan diri, untuk kemudian diperbaiki. Tapi, jika kritik itu justru ditanggapi sebagai penilaian mutlak yang tidak mungkin dirubah, justru penilaian negatif pada diri sendirilah yang terjadi. Ingatlah bahwa, you are what you think! Drimu adalah sebagaimana yang kau pikirkan! Kritik pada diri sendiri janganlah berubah menjadi penilaian negatif bagi diri sendiri, semuanya bisa dirubah ke arah yang lebih baik, janganlah putus asa! Analogikan saja kegagalan yang terjadi seperti seseorang yang belum mahir menggoreng tempe goreng, ketika suatu saat dia menggoreng tempe dan tempenya hangus, yang hangus (gagal) adalah “tempe”-nya kan?! Bukan yang menggorengnya. Jika si penggoreng tempe mau berlatih lagi, tentunya di kemudian hari, tempe gorengnya akan sempurna dan enak dinikmati, bukankah begitu?!
Ubah konsep diri ke arah posiitif
Seperti yang sudah disampaikan, konsep diri itu sifatnya dinamis, bisa bisa berubah. Jadi kita semua bisa mengubah konsep diri kita ke arah yang lebih baik (positif). Dan dengan bekal “faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri seseorang” yang telah kita ketahui, mari kita ubah konsep diri kita yang negatif menjadi positif! Gimana caranya?! Ikuti langkah-langkah berikut ini:
• Mulai dengan affirmasi positif
Yap! Mari mulai dengan (baca basmalah), kemudian tanamkanlah kata-kata positif yang dapat memacu semangat dan menjadi motivasi pada diri kita. Seperti “Aku pasti bisa!..., aku pasti berhasil!..., aku akan menguasainya!...,”, dsb. Dengan ini, kita mulai perubahan ini dengan penuh semangat dan keyakinan! Ok!
• Bersikaplah objektif
Kemudian, bersikaplah objektif pada diri sendiri! Selain rentetan pengalaman negatif, pastilah kita juga punya pengalaman positif ataupun keberhasilan-keberhasilan dalam bidang tertentu, meskipun itu kecil, jangan abaikan itu semua! Lihatlah talenta, bakat dan potensi diri dan carilah cara dan kesempatan untuk mengembangkannya. just do the best you could in every way....
• Hargai diri sendiri
Tidak ada orang lain yang lebih menghargai diri kita selain diri sendiri! Hargailah dan syukurilah apapun diri kita adanya! Jangan merasa diri rendah! Sebab setiap orang pasti memiliki kelebihannya masing-masing. Dan setiap diri itu memiliki arti, tidak ada yang diciptakan dengan sia-sia, kecuali kita memang menyia-nyiakannya.
Jadi, dengan langakah kedua dan ketiga ini, kita buang jauh-jauh pikiran negatif dari diri kita. Ok!
• Jangan memusuhi diri sendiri dan berpikirlah positif serta rasional
Maksudnya, Sikap menyalahkan diri sendiri secara berlebihan itu merupakan pertanda bahwa ada permusuhan dan peperangan dalam diri kita antara harapan ideal dengan kenyataan diri sejati (real self). Akibatnya, akan timbul kelelahan mental dan rasa frustrasi yang dalam serta makin lemah dan negatif konsep dirinya. Karenanya, tetaplah berpikiran positif dalam setiap kesempatan, dan tetapkanlah target-target pencapaian hidup yang rasional, sesuai dengan kedaan kita, atau jika mau target besar, lakukan secara bertahap. Agar kita tidak merasa terbebani dan jika belum berhasil di saat yang kita tentukan, kita tidak akan merasa rendah diri, apalagi depresi. Betul?!
• Lakukan sekarang juga, libatkan emosi, dan lakukan repetisi!
Apa gunanya menunda-nunda?! Lebih baik lakukan sekarang juga! Makin cepat makin baik bukan?! Kemudian, supaya berkesan, libatkanlah emosi (perasaan dan gambaran dari perasaan tersebut), karena emosi akan meninggalkan kesan yang selalu kita ingat. baik itu ingat dengan proses yang kita lakukan, maupun ingat untuk tidak lagi memberikan konsep negatif pada diri sendiri dan selalu memelihara konsep positif pada diri kita sendiri. Kemudian lakukan dengan repetisi (pengulangan) atau lebih tepat lagi lakukan terus menerus, jangan menyerah, karena semua perubahan membutuhkan proses, betul?!
Oia, yang tidak kalah penting adalah, lakukan atas dasar kemauan dari diri sendiri, tanpa paksaan orang lain! Karena hasilnya akan maksimal Kenapa? Karena yang paling bertanggung jawab atas diri kita, ya kita sendiri, segala perubahan positif yang diterapkan pada diri kita, namun kita sendiri tidak menginginkannya, biasanya tidak akan bagus hasilnya. Betul?!
Yap, yap! Itulah sekilas (hah?! Giamana lengkapnya?!) tentang konsep diri, intinya, untuk mencapai kesuksesan diperlukan konsep diri yang positif, artinya pandangan/penilaian positif pada diri sendiri yang akan membuat kita tetap optimis menghadapi semua persoalan dalam hidup ini. Semoga bermanfaat!!!
Referensi:
• Dialog potensi diri di salah satu radio islami di Bogor, 8 Januari 2008 (lupa nama stasiunnya, he..)
• Artikel “Konsep Diri” dari http://www.e-psikologi.com/dewasa/160502.htm
• Artikel “Konsep Diri” dari http://www.e-psikologi.com/dewasa/160502.htm
The story behind this article:
Inspirasi untuk membuat artikel tentang konsep diri ini datang ketika saya tidak sengaja mendengarkan siaran radio apa fm gitu.., selasa malam, 8 januari 2008. Saya lupa apa nama acaranya, (nama stasiunnnya juga...) yang jelas acaranya seperti dialog yang membahas tentang pengembangan-pengembangan potensi diri, dengan narasumber dari ILNA, suatu yayasan yang bergerak di bidang pendidikan dan pengembangan potensi remaja. Karena saya pikir topik ini seru dan dekat sekali dengan kehidupan sehari-hari kita dan saya khususnya, maka saya angkatlah topik konsep didi ini menjadi salah satu tulisan di blog ini. Oia, kembali ke soal acara dialog tadi, sebenarnya acara tersebut sudah berlangsung dari jam 8 malam, tapi saya baru mendengarkannya jam 10 kurang 10! Hanya 10 menit dari 120 menit! Gila ga tuh! Tapi walaupun hanya mendengarkan 10 menit, topik apa yang saya dengar sungguh ruarrr biasa!!! minggu depan musti ngedengerin lagi nih, Hehe... Dari acara tersebut saya juga dapat informasi bahwa ILNA juga mengadakan seminar tentang otak yang diadakan setiap hari sabtu di kantornya di daerah Indraprasta, Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar